Beranda | Artikel
Dasar Argumentasi Benarnya Hari Kebangkitan
14 jam lalu

Dasar Argumentasi Benarnya Hari Kebangkitan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 24 Rabiuts Tsani 1447 H / 16 Oktober 2025 M.

Kajian Islam Tentang Dasar Argumentasi Benarnya Hari Kebangkitan

Bukti-bukti kebenaran tentang Hari Kebangkitan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dibangun di atas tiga prinsip dasar.

Prinsip Pertama: Kesempurnaan Ilmu Allah

Prinsip pertama adalah penetapan kesempurnaan dan ketinggian ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Mahasempurna ilmunya karena Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Berilmu. Penetapan sifat kesempurnaan ilmu ini menjadi argumentasi yang sangat kuat tentang benarnya keberadaan hari kiamat.

Contohnya, dalam firman Allah ketika menjawab keraguan orang-orang kafir tentang Hari Kebangkitan yang bertanya, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَن يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ ‎﴿٧٨﴾‏ قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ‎﴿٧٩﴾‏ 

“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa pada kejadiannya; ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk’.” (QS. Yasin [36]: 78-79)

Allah menciptakan makhluk dari ketiadaan dengan pengetahuan dan ilmu-Nya Yang Mahatinggi. Maka, Dia juga Maha Mengetahui dan Mahakuasa untuk menghidupkan kembali makhluk yang telah mati, bahkan yang telah hancur tulang-belulangnya. Ini merupakan bantahan yang kuat terhadap kerancuan orang-orang yang meragukan Hari Kebangkitan.

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

…وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ ‎﴿٨٥﴾‏ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ ‎﴿٨٦﴾‏

“Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hijr [15]: 85-86)

Allah juga berfirman:

قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْأَرْضُ مِنْهُمْ ۖ وَعِنْدَنَا كِتَابٌ حَفِيظٌ

“Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (jasad) mereka, dan pada sisi Kami ada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh).” (QS. Qaf [50]: 4)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terjadi pada jasad mereka di dalam kubur ketika tanah menghancurkannya. Karena Dia Maha Mengetahui dan Mahakuasa, Dia tentu mampu mengembalikan makhluk sebagaimana Dia menciptakannya pertama kali.

Prinsip Kedua: Kesempurnaan Kekuasaan Allah

Prinsip kedua adalah menetapkan kesempurnaan kekuasaan (qudrah) Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahakuasa atas segala sesuatu. Secara dalil, akal sehat, dan fitrah, Allah Mahakuasa menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya. Menciptakan dari ketiadaan menjadi ada tentu lebih sulit daripada mengembalikan yang sudah pernah ada. Maka, sangat mudah bagi-Nya untuk mengembalikan makhluk seperti semula untuk menerima balasan amalan mereka.

Contohnya dalam firman Allah:

أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۚ بَلَىٰ وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ

“Dan bukankah Allah yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin [36]: 81)

Dalam ayat lain disebutkan:

بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ

“Bahkan Kami berkuasa menyusun (kembali) sendi-sendi manusia dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah [75]: 4)

Allah juga menegaskan:

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Hajj [22]: 6)

Orang-orang yang meragukan Hari Kebangkitan adalah mereka yang tidak mengenal Allah dan jahil terhadap sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Padahal, meyakini kekuasaan Allah sangat selaras dengan fitrah manusia. Ketika seorang hamba tidak mengenal Allah, ia akan jahil terhadap segala sesuatu. Orang-orang yang melakukan kesyirikan, perbuatan mereka sangat bertentangan dengan fitrah dan akal sehat manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr [59]: 19)

Mereka lupa akan kebaikan diri dan hal-hal yang sesuai dengan fitrah, seperti orang yang mengingkari hari kebangkitan, menyekutukan Allah Yang Mahasempurna dengan makhluk yang penuh kekurangan.

Prinsip Ketiga: Kesempurnaan Hikmah Allah

Argumentasi dasar yang ketiga adalah kesempurnaan hikmah Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya karena Dia Mahakuasa. Namun, kekuasaan Allah selalu disertai dengan hikmah yang Mahatinggi dan Mahasempurna, karena Dia adalah Al-Hakim (Yang Mahabijaksana). Hikmah berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya secara tepat.

Adanya Hari Kebangkitan sangat sesuai dengan hikmah Allah. Tidak mungkin orang yang berbuat kebaikan di dunia memiliki akhir yang sama dengan orang yang berbuat kerusakan, kezaliman, dan keburukan. Jika tidak ada hari pembalasan, di mana yang baik dibalas dengan kebaikan dan yang buruk dibalas dengan keburukan, maka hal itu bertentangan dengan hikmah Allah Yang Mahatinggi.

Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ ‎﴿٣٨﴾‏ مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ‎﴿٣٩﴾‏

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhan [44]: 38-39)

Allah menciptakan alam semesta ini dengan kebenaran dan hikmah yang sempurna, bukan untuk tujuan yang sia-sia.

Ini semua bukti-bukti dan dalil-dalil contoh. Dan masih banyak dalil yang lain dalam Al-Qur’an yang menyebutkan hikmah Allah tidak menghendaki untuk disamakannya antara orang-orang yang berbuat baik dan berbuat buruk.

Oleh karena itu, perkara yang benar dalam hal ini bahwa adanya hari kebangkitan/pembalasan diketahui berdasarkan akal sehat manusia bersamaan dengan dalil-dalil dalam syariat.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55690-dasar-argumentasi-benarnya-hari-kebangkitan/